Momentum oscillator membandingkan
harga penutupan terakhir dengan harga penutupan pada periode yang ditentukan.
Contoh kita ingin menghitung garis momentum dengan periode sembilan hari,
kurangkan harga penutupan sembilan hari lalu dengan penutupan hari ini. Jika
kita menginginkan oscillator yang lebih cepat atau lambat, yang kita lakukan
adalah menambah atau mengurangi periode waktu yang kita gunakan.
Rumus momentum oscillator adalah
M = C – Cn, dimana C adalah harga penutupan terkini dan Cn adalah harga
penutupan hari ke-n. Kita asumsikan bahwa n=9, kerika momentum oscillator
dengan periode sembilan hari berada diatas garis nol dan bergerak naik,
perubahan harga selama sembilan hari adalah positif dan bergerak naik. Hal ini
bisa juga menandakan tren Bullish. Jika garis momentum bergerak datar, ini
berarti pergerakan harga stabil dan cenderung menyamping (sideways). Ketika
momentum oscillator mulai bergerak turun dari nilai diatas nol, kenaikan harga
selama periode sembilan hari lebih kecil dari hari sebelum harga penutupan
terakhir. Hal ini menandakan kecepatan tren naik mulai berkurang.
Ketika momentum oscillator dengan
periode sembilan hari berada di bawah garis nol, harga penutupan saat ini
berada dibawah harga penutupan sembilan hari yang lalu. Jika tren turun
bertambah kekuatan bearishnya, garis momentum akan semakin bergerak turun
menjauhi garis nol. Pembalikan arah pada oscillator di wilayah negatif mengindikasikan
adanya perlambatan tren turun. Momentum oscillator adalah leading indicator,
oscillator akan bergerak bersamaan dengan pergerakan harga ketika tren naik
maupun turun, dan akan berbalik arah ketika tren mulai melambat. Karena tren
umumnya cenderung kehilangan momentum sebelum berbalik arah , momentum
oscillator dapat memberikan sinyal awal kemungkinan adanya perubahan arah tren.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan